Senin, 12 November 2018

IMPLIKASI ETIS DARI TEKNOLOGI INFORMASI

Aslika Indriani
:
51415012
Jovanka S
:
51415037
Santi Sumarah
:
51415054


BAB 10
IMPLIKASI ETIS DARI TEKNOLOGI INFORMASI
A.    Pendahuluan
Undang-undang mengenai komputer telah diterapkan di banyak negara untuk mengatasi kekhawatiran seperti hak mendapatkan akses data, hak akan privasi, kejahatan komputer, dan paten peranti lunak. Undang-undang dan hukum di suatu negara dapat mempengaruhi penggunaan komputer di tempat lain di dunia.
Etika berkomunikasi amat penting karena masyarakat memiliki presepsi dan ketakutan tertentu yang terkait dengan penggunaan komputer. Fakta bahwa komputer dapat mengubah kehidupan sehari-hari dan fakta bahwa apa yang dilakukan komputer bisa jadi tidak terlihat oleh orang yang menjadi korban. Ada 4 hak yang dimiliki masyarakat dalam penggunaan komputer, yaitu hak privasi, akurasi, properti, dan akses.
Auditor internal perusahaan dapat berkontribusi dengan penggunaan etis sistem informasi dengan melakukan audit operasional, finansial, dan beriringan. Asosiasi profesional telah menentukan kode etik, dan beragam mata kuliah mengenai etika tersedia di berbagai perguruan tinggi, program profesional, dan institusi pendidikan swasta.
Direktur informasi (Chief Information Officer – CIO) dapat memainkan peran yang amat penting dalam praktik etika komputer suatu perusahaan. CIO dapat menjalankan program proaktif untuk menjaga agar sistem informasi memberikan informasi yang diperlukan para eksekutif dan manajer untuk mendukung upaya etis perusahaan tersebut, agar eksekutif dan manajer bukan hanya memahami sistem informasi yang menyediakan data finansial namun juga berkontribusi terhadap perancangannya, agar elemen-elemen lingkungan memahami bahwa perusahaan tersebut menggunakan komputernya secara etis dan agar biaya IT tidak terbuang sia-sia.


B.     Pembahasan
1.      Moral, Etika Dan Hukum

a.       Moral
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku yang benar dan yang salah. Moral adalah institusi sosial dengan sejarah dan seperangkat aturan. Meskipun masyarakat di sekeliling dunia tidak semuanya mengikuti seperangkat moral yang sama, terdapat kesamaan diantara semuanya. “Melakukan apa yang secara moral benar,” adalah landasan dasar perilaku kita.
b.      Etika
Etika adalah sekumpulan kepercayaan, standar, atau teladan yang mengarahkan, yang merasuk ke dalam seseorang atau masyarakat. Semua individu bertanggung jawab terhadap komunitas mereka atas perilaku mereka.
c.       Hukum
Hukum adalah peraturan perilaku formal yang ditetapkan oleh otoritas yang berwenang, seperti pemerintah, terhadap subjek atau warga negaranya. Undang-Undang Komputer di Amerika Serikat Undang-undang ini berfokus pada berbagai hak dan batasan yang berkaitan dengan akses data, khususnya data kredit dan data yang dipegang oleh pemerintah.
d.      Undang-undang Komputer di Amerika Serikat
Setelah Undang-undang Komputer Amerika Serikat mulai diterapkan undang-undang ini berfokus pada berbagai hak dan batasan yang berkaitan dengan akses data, khususnya data kredit dan data yang dipegang oleh pemerintah. Privasi, kejahatan computer, dan peranti lunak merupakan focus utama.
e.       Paten Peranti Lunak
Pada bulan Juli 1988, Pengadilan Banding Federal Amerika Serikat (U.S. Court of Appeals for the Federal Circuit) memutuskan bahwa proses bisnis harus dipatenkan. Kasus ini kemudian dikenal dengan State Street Decision. Yang bermasalah pada saat itu adalah sebuah paket peranti lunak untuk mengelola reksa dana.
f.       Undang-Undang Paten Peranti Lunak di Uni Eropa
Pada awal 2002, sebagai jawaban atas State Street Decision, yang telah mendorong banjirnya pendaftaran paten peranti lunak di Amerika Serikat dan akhirnya memengaruhi perusahaan-perusahaan Eropa, Parlemen Uni Eropa (UE) mengusulkan agar standar paten peranti lunak yang lebih ketat dibandingkan standar di Amerika Serikat ditetapkan.
g.      Undang-Undang Privasi Pribadi di Republik Rakyat Cina
Para aktivis privasi pribadi di Cina menuntut diadakannya peraturan yang akan melindungi data pribadi seperti tingkat pendapatan, pekerjaan, status pernikahan, sifat fisik, dan bahkan alamat dan nomor telepon.

2.      Kebutuhan Akan Budaya Etika
a.       Bagaimana Budaya Etika Diterapkan
Tugas dari manajemen tingkat atas adalah untuk menyakinkan bahwa konsep etikanya merasuk ke seluruh organisasi, dan turun ke jajaran bahwa sehingga menyentuh setiap karyawan. Pada eksekutif dapat mencapai implementasi ini melalui tiga tingkat, dalam bentuk kredo perusahaan, program etika, dan kode perusahaan yang telah disesuaikan.
b.      Meletakkan Kredo, Program, dan Kode pada Tempatnya
Kredo perusahaan memberikan dasar untuk pelaksanaan program etika perusahaan.
  

3.      Alasan Dibalik Etika Etika Komputer
a.       Alasan Pentingnya Etika Komputer
James Moor mengidentifikasi tiga alasan utama di balik minat masyarakat yang tinggi akan etika komputer. Kelenturan secara logis, faktor transformasi, dan faktor ketidaktampakan. Contoh yang baik adalah e-mail.E-mail tidak menggantikan surat biasa atau sambungan telepon; melainkan menyediakan cara berkomunikasi yang benar-benar baru. Transfomasi yang sama juga dapat dilihat pada cara manajer melakasanakan pertemuan.
b.      Hak Sosial dan Komputer
Masyarakat tidak hanya mengharapkan pemerintah dan dunia usaha untuk menggunakan komputer secara etis, namun juga menuntut beberapa hak yang berhubungan dengan komputer. Klasifikasi hak-hak manusia dalam wilayah komputer yang paling banyak dipublikasikan adalah PAPA rancangan Richard O. Mason. Mason menciptakan akronim PAPA untuk merepresentasikan empat hak dasar masyarakat sehubungan dengan informasi : privasi, akurasi, kepemilikan, dan aksesibilitas.

c.       Hak Privasi
Menurut mason, para pembuat keputusan menempatkan nilai yang amat tinggi pada informasi sehingga mereka sering kali melanggar hak privasi seseorang untuk mendapatkannya. Para peneliti pemasaran sering kali ditemukan menyelidiki sampah orang lain untuk mempelajari produk apa yang mereka beli, dan pejabat pemerintah sering kali menempatkan monitor di toilet untuk mengumpulkan statistic lalu lintas yang akan digunakan untuk menjustifikasi perluasan fasilitas tersebut.
d.      Hak untuk Mendapatkan Keakuratan
Komputer memungkinkan tingkat keakuratan yang tidak dapat dicapai dengan sistem nonkomputer. Potensi ini memang tersedia. Namun tidak selalu didapatkan, beberapa sistem berbasis computer berisikan lebih banyak kesalahan dari pada yang diberikan sistem manual.
e.       Hak Kepemilikan
Di sini yang dibahs adalah hak kepemilikan intelektual, biasanya dalam bentuk program computer. Vendor peranti lunak dapat menghindari pencurian hak kepemilikan intelektual melalui undang undang hak cipta, hak paten, dan persetujuan lisensi,  hingga tahun 1980 –an, peranti lunak tidak melindungi oleh hak cipta atau hukum paten, sekarang, keduanya perlindungan yang kuat di Negara-negara di mana hukum ini diterapkan, di mana suatu perlindungan yang kuat di Negara-negara di mana hukum ini diterapkan, di mana suatu tiruan yang sempurna  akan versi yang asli tidak harus diperoleh untuk mendapatkan pengakuan perlindungan hak cipta ini.
f.       Hak Mendapatkan Akses
Sebelum diperkenalkannya basis data yang terkomputerasi, kebanyakan informasi tersedia untuk masyarakat umum dalam bentuk dokumen cetak atau gambar mikroformat yang disimpatn di perpustakaan. Informasi ini berisikan berita, hasil penelitian ilmiah, statisti pemerintah, dan lain-lain. Sekarang, kebanyakan informasi ini telah dikonversikan ke basis data komersial, sehingga membuat ketersediaanya untuk masyarakat berkurang. Untuk mengakses informasi ini, seseorang harus memiliki peranti keras dan peranti lunak computer yang diharuskan dan membayar biaya akses. Mengingat computer dapat mengakses data dari penyimpanan lebih cepat dan lebih mudah dibandingkan jenis teknologi lain, ironis bahwa hak mendapatkan akses menjadi isu etika era modern.

4.       Audit Informasi
Saat menyusun etika penggunaan computer, satu kelompok dapat memegang peranan yang amat penting. Mereka adalah para auditor internal. Perusahaan dengan semua ukuran mengandalkan auditor eksternal (ekternal auditor) dari luar organisasi untuk memverifikasi keakuratan catatan akuntansi. Perusahaan-perusahaan yang lebih besar memiliki staf tersendiri yang berfungsi sebagai auditor internal (internal auditor), yang melaksanakan analisis yang sama seperti auditor eksternal namun memiliki tanggung jawab yang lebih luas. Beberapa auditor eksternal juga melaksanakan beberapa jenis audit internal dan mengawasi pekerjaan para auditor internal, namun setelah peristiwa Enron praktik ini tidak berlanjut. Praktik ini merupakan salah satu kegagalan Arthur Andersen dengan Enron. Badan Pengawas Pasar Modal (Securities and Echange Comission) telah menerapkan pembatasan-pembatasan pada jumlah audit internal yang dapat dilakukan oleh auditor eksternal. Hal ini juga merupakan salah satu kegagalan Arthur Andersen dengan Emerson.

a.       Pentingnya Objektivitas
Hal unik yang ditawarkan oleh auditor internal adalah objektivitas. Mereka beroperasi secara independen terhadap unit-unit bisnis perusahaan dan tidak memiliki hubungan dengan individu atau kelompok lain di dalam perusahaan. Keterlibatan mereka satu-satunya adalah dengan dewan komisaris, CEO, dan CFO.
Agar para Auditor dapat menjaga objektivitas, mereka harus menyatakan bahwa mereka tidak menginginkan tanggung jawab operasional system yang mereka bantukembangkan. Mereka hanya bekerja dengan kapasitas sebagai penasihat. Mereka membuat rekomendasi untuk manajemen, dan manajemen memutuskan apakah mereka akan menerapkan rekomendasi-rekomendasi tersebut.
b.      Jenis Aktivitas Audit
Terdapat empat jenis dasar aktivitas audit internal: financial, operasional, beriringan, dan desain system pengendalian internal.
1)      Audit Financial (financial audit) memverifikasi catatan-catatan perusahaan dan merupakan jenis aktivitas yang dilaksanakan auditor eksternal. Pada beberapa tugas, auditor internal bekerja sama dengan auditor eksternal. Pada tugas lain, auditor internal merupakan seluruh pekerjaan audit sendiri.
2)      Audit operasional (operational audit) tidak dilaksanakan untuk memverifikasi keakuratan catatan, melainkan untuk memvalidasi efektivitas prosedur. Audit jenis ini merupakan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh analisis system pada tahap analisis dari masa siklus perancangan system. Sistem yang dipelajari hampir selalu berbentuk virtual dan bukan fisik, namun tidak selalu melibatkan computer.

c.       Subsistem Audit Internal
Dalam system informasi financial, subsistem audit internal merupakan salah satu subsistem input. Melibatkan auditor internal dalam tim perancangan system merupakan suatu langkah yang baik untuk mendapatkan system informasi yang terkendali dengan baik, dan system tersebut merupakan langkah yang baik untuk memberikan yang mereka perlukan kepada manajemen informasi guna mencapai dan mengelola operasional bisnis yang beretika.

5.      Menerapkan Etika Dalam Teknologi Informasi
Bantuan dalam bentuk kode etik dan program edukasi etika yang dapat memberikan fondasi untuk budaya tersebut. Program edukasi dapat membantu menyusun kredo perusahaan dan meletakkan program etika pada tempatnya. Kode etik dapat digunakan seperti apa adanya atau disesuaikan dengan perusahaan tersebut.
a.       Kode Etik
Association for Computing Machinery (ACM) yang didirikan pada tahun 1947, adalah sebuah organisasi komputer professional tertua di dunia. ACM telah menyusun kode etik dan perilaku professional (Code of Ethics and Professional Practice) yang diharapkan diikuti oleh 80.000 anggotanya. Selain itu, Kode Etik dan Praktik Profesional Rekayasa Peranti Lunak (Software Engineering Code of Ethics and Professional Parctice) dinuat dengan tujuan agar bertindak sebagai panduan untuk mengajarkan dan mempraktikkan rekayasa peranti lunak, yaitu penggunaan prinsip-prinsip perancangan dalam pengembangan peranti lunak.
b.      Kode Etik dan Perilaku Profesional ACM. 
Bentuk kode etik ACM yang ada saat ini diadopsi pada tahun 1992 dan berisikan “keharusan”, yang merupakan pernyataan tanggung jawab pribadi. Kode ini dibagi lagi menjadi empat bagian. Masing-masing keharusan ditulis dengan sebuah narasi singkat.
1)      Keharusan Moral Umum. Keharusan ini berkenaan dengan perilaku moral (member kontribusi kepada masyarakat; menghindari bahaya; berlaku jujur, dapat dipercaya, dan adil) dan isu-isu yang pada saat ini mendapatkan perhatian hokum (hak milik, hak cipta, privasi, dan kerahasiaan).
2)      Tanggung Jawab Profesional yang Lebih Spesifik. Hal ini berkenaan dengan dimensi-dimensi kinerja professional. Isu moral seperti berlaku jujur dalam melakukan evaluasi dan menghargai komitmen dibahas disini. Isu hokum dan tanggung jawab sosial untuk berkontribusi terhadap pemahaman umum mengenai computer juga dibahas.
3)      Keharusan Kepemimpinan Organisasi. Sebagai pemimpin, anggota ACM memiliki tanggung jawab untuk mendukung penggunaan sah sumber daya computer, menstimulasi orang lain di organisasi untuk memenuhi tanggung jawab sosial, memungkinkan pihak lain di dalam organisasi mendapatkan manfaat dari computer, serta melindungi kepentingan para pengguna.
4)      Kepatuhan terhadap Kode Etik. Di sini, anggota ACM harus mengindikasi dukungan untuk kode etik.
Kode ACM membahas lima dimensi utama pekerjaan yang berkaitan dengan computer - moral, hukum, kinerja professional, tanggung jawab sosial, dan dukungan internal. Tabel 10.1 mengilustrasikan bagaimana lima wilayah ini dibahas oleh tiga bagian utama. Meskipun kode ACM ditujukan untuk pengarahan para anggota ACM, kode ini memberikan panduan yang baik untuk semua professional computer.

c.       Kode Etik dan Praktik Profesional Rekayasa Peranti Lunak
Kode etik ini mencatat pengaruh penting yang dapat diterapkan para ahli peranti lunak pada system informasi dan terdiri atas ekspektasi di delapan hal penting:
1)      Masyarakat
2)      Klien dan atasan
3)      Produk
4)      Penilaian
5)      Manajemen
6)      Profesi
7)      Kolega
8)      Diri Sendiri
Lima dari hal diatas berkaitan dengan tanggung jawab dimana ahli tersebut menjadi bagian (Masyarakat, Klien dan Atasan, Manajemen, Profesi dan Kolega). Dua hal (Produk dan Penilaian) berkaitan dengan kinerja professional, dan satu hal (Diri sendiri) mengacu pada peningkatan diri sendiri.

d.      Pendidikan Etika Komputer
Program edukasi formal dalam etika computer tersedia dari beragam sumber – mata kuliah di perguruan tinggi, program professional, dan program edukasi swasta.
1)      Mata Kuliah di Perguruan Tinggi, Di awal pendiriannya, ACM merancang suatu model kurikulum computer yang menentukan berbagai mata kuliah computer yang harus ditawarkan institusi pendidikan.
2)      Program Profesional, Asosiasi Manajemen Amerika (American Management Association) menawarkan program khusus yang membahas masalah-masalah penting saat ini, seperti etika.
3)      Program Edukasi Swasta, Leagal Knowledge Company, menawarkan modul mata kuliah berbasis Web yang membahas berbagai permasalahan hukum dan etika.
Mata kuliah perguruan tinggi memungkinkan para mahasiswa untuk bersiap-siap mengatasi permasalahan etika ketika mereka memasuki industri, dan program profesional dan swasta memungkinkan manajer dan karyawan di setiap tingkatan untuk menjaga kesadaran beretika serta komitmen mereka seiring dengan perubahan tuntutan sosial.
C.    Kesimpulan
Moral adalah tradisi informal perilaku baik, yang tetap konstan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Etika adalah kepercayaan, standar dan teladan yang ditujukan sebagai panduan untuk individu dan masyarakat. Hukum adalah peraturan formal yang diterapkan oleh pemerintah di mana terdapat hukuman jika tidak dipatuhi.
Masyarakat mengharapkan komputer dapat digunakan secara etis karena kelenturan logis, faktor transformasi, dan faktor ketidaktampakan. PAPA dari Richard Mason mengidentifikasi 4 hak masyarakat atas komputer : hak akan privasi, keakuratan, kepemilikan, dan akses.
Para auditor operasional, mereka memberikan verifikasi bahwa sistem perusahaan tersebut telah memiliki pengendalian yang cukup, beroperasi secara efisien, dan mematuhi kebijakan perusahaan. Pada audit finansial, mereka memberikan verifikasi mengenai keakuratan catatan. Pada audit berkelanjutan, mereka melaksanakan audit operasional yang berkelanjutan. Pada desain sistem pengendalian internal, mereka menjaga agar sistem tersebut seperti yang diharapkan.
ACM telah menyusun kode etik dan perilaku profesional untuk para anggotanya, yang dapat digunakan oleh siapapun di industri komputer. ACM juga menyusun kode untuk rekayasa peranti lunak yang terdiri atas ekspektasi di delapan wilayah, publik, klien dan atasan, produk, penilaian, manajemen, profesi, kolega, dan diri sendiri.
CIO dapat memberikan kontribusi besar kepada operasinal perusahaan yang etis dengan cara memahami prinsip-prinsip akuntansi. CIO dapat meyakinkan agar CEO dan CFO memahami sistem informasi keuangan dan pengendalian yang ada di dalamnya.

D.     Rekomendasi Manajerial
1.         Perusahaan sebaiknya menanamkan jiwa moralitas dan beretika dalam menjalankan usahanya.
2.         Sebaiknya perusahaan membuat aturan-aturan atau hukum yang berlaku di dalam perusahaan.
3.         Perusahaan sebaiknya memperhatikan hak masyarakat ketika menggunakan komputer untuk kepentingannya.
4.         Perusahaan sebaiknya menerapkan kode etik komputer dan juga menerapkan program edukasi untuk membantu perusahaan dan karyawan dalam bertindak secara etis ketika menggunakan komputernya.
5.         Perusahaan sebaiknya memiliki CIO sebagai kekuatan utama dalam menjalankan praktik-praktik yang etis.

Sumber Referensi :
Raymond McLeod, dan Jr. George P. Schell. (2007). Management Information System. 10 Edition. Pearson Education, Inc. New Jersy.
Terjemahan : Ali Akbar Yulianto dan Afia R. Fitriati. (2008). Sistem Informasi Manajemen. Edisi 10. Salemba Empat.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Sistem Informasi Manajemen Blogger Template by Ipietoon Blogger Template