Rabu, 21 November 2018

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Aslika Indriani
:
51415012
Jovanka S
:
51415037
Santi Sumarah
:
51415054

BAB 11
SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN
A.    Pendahuluan
Dalam mengatasi berbagai masalah, manajer perlu membuat suatu keputusan. Penyelesaian masalah dicapai melalui empat tahapan dasar dan mempergunakan kerangka berpikir seperti model sistem perusahaan yang umum dan model lingkungan.
Proses pemecahan masalah terdiri atas empat elemen dasar yaitu, standar, informasi, batasan, dan solusi alternatif. Jika proses ini diikuti, pemilihan alternatif yang terbaik tidak selalu dicapai melalui analisis logis saja, dan penting untuk membedakan antara permasalahan dan gejala.
Masalah memiliki struktur yang beragam, dan keputusan untuk menyelesaikannya dapat terprogram maupun tidak terprogram. Simulasi yaitu model matematika yang dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, dan penggunaannya. Lembar kerja elektronik merupakan alat yang baik untuk membuat model matematika.
Kecerdasan buatan dapat menjadi salah satu komponen DSS, dengan menambahkan basis pengetahuan dan mesin interensi, DSS dapat memberikan saran solusi masalah kepada manajer. Jika groupware ditambahkan ke DSS, maka DSS tersebut akan menjadi sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok.

B.     Pembahasan
1.    Apa yang Disebut Dengan Pembuatan Keputusan
a.    Pemecahanan Masalah dan Pembuatan Keputusan
Keputusan adalah tindakan pilihan di antara beberapa alternatif untuk mencapai suatu tujuan . Teori keputusan adalah sebuah area kajian matematika diskrit yang memodelkan pengambilan keputusan oleh manusia dalam sains, rekayasa, dan semua aktifitas sosial manusia.
Proses pembuatan keputusan dan pemecahan masalah dapat ditunjukkan  dari perbedaanya, yaitu dengan memberikan daftar langkah pemecahan masalah,memberikan dua kerangka berpikir yang berguna dalam pamecahan masalah,dan memberikan pendekatan sistem sebagai dasar untuk memecahkan berbagai jenis masalah.
Dapat disimpulkan bahwa sistem pendukung keputusan adalah sistem informasi berbasis komputer yang menggabungkan model dan data dalam upaya memecahkan masalah tidak terstruktur dengan keterlibatan pengguna yang ekstensif melalui tatap muka pengguna yang mudah digunakan.
Pemecahan Masalah  Pemecahan masalah (problem solving) Terdiri atas dan Pembuatan Keputusan respon terhadap hal yang berjalan dengan baik, serta terhadap hal yang berjalan dengan buruk dengan cara mendefenisikan masalah (problem) sebagai kondisi atau peristiwa yang berbahaya atau dapat membahayakan perusahaan,atau yang bermanfaat atau dapat memberi manfaat.
b.    Fase Pemecahan Masalah
Menurut Herbert A.Simon,orang yang. memecahkan masalah terlihat dalam:
1)      Aktivitas intelijen,yaitu mencari disekitar lingkungan kondisi yang harus dipecahkan.
2)      Aktivitas perancangan,yaitu menemukan, mengembangkan,dan menganalisis tindakan- tindakan yang mungkin dilakukan.
3)      Aktivitas pemilihan,yaitu memilih tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia.
4)      Aktivitas pengkajian,yaitu memeriksa pilihan- pilihan yang lalu.
c.    Kerangka Pikiran Pemecahan Masalah
Kerangka berpikir yang berguna dalam pemecahan masalah adalah model sistem umum perusahaan dan model delapan elemen lingkungan. Model sistem umum sebagai kerangka berpikir perusahaan sebagai suatu sistem. Hal diidentifikasi melalui elemen-elemen penting yang harus ada,aliran data,informasi serta keputusan yang menghubungkan elemen-elemen tersebut
d.   Pendekatan Sistem
Pendekatan ini menunjukkan model sistem umum disarankan untuk digunakan dalam memandang perusahaan sebagai suatu sistem dan model lingkungan digunakan untuk mengenali sistem lingkungan.
e.    Pentingnya Cara Pandang Sistem Cara pandang system

1)   Mencegah manajer agar tidak bingung karena kompleksitas struktur organisasi dan detail pekerjaan
2)   Menekankan pentingnya memiliki tujuan yang baik.
3)   Menekankan pentingnya semua bagian organisasi untuk bekerja sama.
4)   Mengangkat hubungan antara organisasi dengan lingkungannya.
5)   Menempatkan nilai tinggi pada informasi yang didapat dari input yang hanya dapat dicapai melalui sistem perputaran tertutup.

2.    Membangun Konsep
a.    Elemen Proses Pemecahan Masalah
Kebanyakan masalahyang dipecahkan manajer dapat dianggap sebagai permasalahan sistem. Sebagai contoh, perusahaan sebagai suatu sistem yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Atau terdapat masalah dengan sistem persediaan, sistem komisi penjualan, dan seterusnya. Solusi masalah sistem adalah solusi yang membuat sistem tersebut memenuhi tujuannyadengan paling baik.

b.    Memilih Solusi yang Baik
Herry Mintzberg seorang ahli teori mamnajemen, telah mengidentifikasi tiga pendekatan.
1) Analisis : Evaluasi pilihan-pilihan secara sistematis dengan mempertimbangkan konsekuensi pilihan-pilihan tersebutpada tujuan organisasi.
2)   Penilaian : Proses pemikiran yang dilakukan oleh seorang manajer.
3)   Penawaran : Negoisasi antara beberapa manajer.
c.    Struktur Permasalahan
Seorang manajer dapat memahami beberapa masalah lebih baik dibandingkan yang lain. Masalah mengenai beberapa banyak persediaan yang harus dipesan merupakan sebuah contoh permasalahan yang dapat dipahami dengan baik oleh seorang manajer.
1)   Terstruktur (structure problem) terdiri atas unsur dan hubungan antara berbagai elemen yang semuanya dipahami oleh orang yanng memecahkan masalah.
2)   Masalah yang tidak terstruktur (unstructured problem) adalah masalah yang tidak memiliki elemen atau hubunganantar elemen yang dipahami oleh orang yang memecahkan masalah.
3)   Masalah semiterstruktur (semistructured problem) adalah masalah yang terdiri atas beberapa elemen atau beberapa hubungan yang dipahami oleh si pemecah pemecah dan beberapa yang tidak dapat dipahami.
d.   Jenis Keputusan
Herbert A. Simon menemukan metode untuk mengklasifikasikan keputusan. Ia percaya bahwa keputusan terletak pada suatu kontinum. Dengan keputusan yang terprogram pada suatu sisi dan pada suatu yang tidak terprogram disisi yang lain. Putusan terprogram (programmed decision) bersifat relatif dan rutin dalam hal prosedur tertentu digunakan unuk menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perl;u dianggap de novo (baru) setiap kali terjadi. Keputusan yang tidak terprogram (nonprogrammed decision) bersifat baru tidak terstruktur , dan penuh konsekuensi. Simon menjelaskan bahwa dua jenis keputusan tersebut hanyalah merupakan gambaran hitam putih dari kontinum tersebut dan bahwa kebanyakan masalah terletak diwilayah abu-abu. Namun konsep terprogram dan tidak terprogram penting untuk diketahui, karena masing – masing harus ditangani dengan teknik yang berbeda.
1)   System Pendukung Pengambilan Keputusan
a)    Model DSS
Pendukung pengambilan keputusan kelompok (DSS) adalah sistem berbasis komputer  yang interaktif,  yang membantu pengambil keputusan dalam menggunakan data dan model untuk menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur. Sistem pendukung ini membantu pengambilan keputusan manajemen dengan menggabungkan data, model-model dan alat-alat analisis yang komplek, serta perangkat lunak yang akrab dengan tampilan pengguna kedalam satu sistem yang memiliki kekuatan besar (powerful) yang dapat mendukung pengambilan keputusan yang semi atau tidak terstruktur.
DSS dapat memungkinkan para manajer untuk  melihat dampak-dampak yang mungkin timbul dari berbagai keputusan yang diambil yang disebut  model yang dapat memperkirakan dampak sebuah keputusan. Sebagaicontoh: Para calon Bupati/Walikota suatu daerah dalam rangka suatuPilkada menjanjikan akan menggratiskan biaya pendidikan sampai tingkat tertentu atau menggratiskan biaya pengobatan ditingkat Puskemas, maka dampak keputusan tersebut diperkirakan jumlah pemilih akan meningkat secara signifikan, atau justru para pemilih sama sekali tidak mempercayainya karena hanya dianggap sebagai janji kosong belaka.

3.    Pemodelan Matematika
a.    Jenis Model
Terdapat empat jenis model :
1)   Model Fisik. Merupakan gambaran tiga dimensi entitasnya.
2)   Model Naratif. Merupakan gambaran entitas dengan kata-kata yang terucap atau tertulis.
3)   Model Grafis. Merupakan gambaran entitas dengan abstraksi garis, simbol ataubentuk.
4) Model Matematis. Kebanyakan model matematika yang digunakan manajer bisnis sama kompleksnya dengan yang digunakan untuk menghitung EOQ


b.    Penggunaan Model
Penggunaan Model ke empat model memberikan pemahaman dan memfasilitasi komunikasi.
c.    Kelas Model Matematis
Model Matematis dapat diklasifikasikan ke dalam tiga dimensi yaitu pengaruh waktu, tingkat keyakinan, dan kemampuan untuk mencapai optimisasi.
d.   Simulasi
Simulasi terjadi dalam skenariotertentu dan memprediksi dampak keputusan orang yang memecahkan masalah tersebut.
e.    Tekhnik Simulasi
Manajer biasanya melakukan model optimisasihanya sekali.
f.     Format Output Simulasi
Melibatkan berbagai elemen skenarioa dan variabel keputusan pada layar atau halaman yang sama seperti output merupakan praktik yang baik.
g.    Contoh pemodelan
Para eksekutif dapat menyimulasikan dampak dari :
1)   Harga pokok
2)   Jumlah investasi pabrik yang dibutuhkan untuk menyediakan kapasitas untuk memproduksi produk
3)   Jumlah yang akan diinvestasikan dalam aktivitas pemasaran, seperti iklan dan penjualan langsung.
4)   Jumlah yang akan diinvestasikan dalam penelitian dan pengembangan.

h.    Input Model
Layar input digunakan untuk memasukkan elemen data skenario untuk kuartal sebelumnya. Beberapa elemen tersebut berhubungan dengan perusahaan-kapasitas pabrik, jumlah unit yang diproduksi, nilai nominal bahan baku, dan seterusnya.


i.      Output Model
Aktivitas kuartal sebelumnya (kuartal 1) sudah disimulasikan, dan laba setelah pajak ditunjukkan pada layar. Para eksekutif mempelajari angka ini dengan membuat keputusan untuk digunakan pada kuartal 2. Keputusan ini dimasukkan, dan simulasi diulangi. Proses ini berlanjut untuk keempat kuartal telah disimulasikan.

j.      Kelebihan dan Kelemahan Pemodelan
Berikut kelebihan dalam menggunakan model matematika :
1)   Proses pemodelan dapat menjadi pengalaman belajar.
2)   Kecepatan proses simulasi memungkinkan sejumlah besar alternatif dapat dipertimbangkan dengan cara memberikan kemampuan untuk mengevaluasi dampak keputusan dalam waktu yang singkat.
3)   Model memberikan kemampuan prediksi yang tidak dapat diberikan oleh media penyedia informasi lain.
4)   Model tidak semahal upaya uji coba.
Kelemahan dasar :
1)   Kesulitan untuk membuat model sistem bisnis akan menghasilkan model yang tidak mencakup semua pengaruh terhadap entitas.
2)  Kemampuan matematis tingkat tinggi dibutuhkan untuk merancang model yang lebih kompleks.

4.    Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Kelompok
a.    Konsep GDSS
Sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (Group decision Support System-GDSS) adalah sistem berbasis komputer yang membantu sekelompok orang melakukan tugas yang sama dan memberikan antarmuka untuk digunakan bersama. Istilah lain yaitu sistem pendukung kelompok, kerjasama berbantuan komputer, dukungan kerja kolaboratif terkomputerisasi dan sistem pertemuan elektronik.
b.    Bagaimana GDSS Membantu Pemecahan Masalah
Asumsi yang mendasari GDSS adalah komunikasi yang lebih baik memungkinkan dibuatnya keputusan yang lebih baik. Komunikasi yang lebih baik dicapai dengan menjaga agar diskusi kelompok tetap terfokus pada masalah yang dibicarakan, sehingga waktu tidak terbuang sia-sia. Ekstra waktu yang dimiliki dapat digunakan untuk mendiskusikan masalah secara lebih detail, sehingga didapatkan definisi masalah yang lebih baik.



C.    Kesimpulan
Dalam menyelesaikan masalah, manajer melalui empat aktivitas yaitu intelejen, perancangan, pemilihan, dan pengkajian. Dalam mengambil cara pandang sistem dan mengikuti pendekatan sistem, manajer dapat menggunakan model sistem suatu perusahaan atau model lingkungan.
Proses penyelesaian masalah terdiri atas beberapa elemen penting. Berbagai standar dan informasi masing-masing memberikan status yang diinginkan dan status ini, dan para manajer dapat mempertimbangkan berbagai solusi alternatif sekaligus memikirkan batasannya. Gejala hanyalah merupakan indikasi dari suatu masalah, yang bisa jadi terstruktur, tidak terstruktur, atau semiterstruktur, tergantung pada proporsi berbagai elemen dan hubungan yang diketahui.
Program DSS ditujukan untuk membantu seorang manajer untuk menyelesaikan masalah yang semiterstruktur. Kemudian program ini diperluas sehingga mencakup pemrosesan secara kelompok, kecerdasan buatan, dan OLAP.
Terdapat empat jenis model, yaitu fisik, naratif, grafis, dan matematis. Kesemuanya memungkinkan pemahaman dan komunikasi, tetapi model sistematis juga dapat memprediksi masa depan. Tindakan menggunakan model disebut simulasi, dan tindakan ini mengharuskan manajer untuk memasukkan elemen data skenario dan variabel keputusan.
Kecerdasaran buatan lebih diaplikasikan dalam dunia bisnis melalui sistem pakar jaringan saraf tiruan, algoritme genetik, dan agen cerdas. Sistem pakar dapat berfungsi sebagai DSS. DSS adalah cara yang sesuai untuk mrnutup pembahasan tentang SIM. Dari semua upaya yang dilakukan untuk menerapkan komputer dalam dunia bisnis sebagai suatu sistem informasi, DSS adalah yang paling sukses.

D.    Rekomendasi Manajerial
1.         Dalam pengambilan keputusan sebaiknya manajer melakukan intelijen, perancangan, pemilihan dan pengkajian.
2.         Dalam mengambil keputusan sebaiknya manajer menggunakan model yang disebut simulasi.
3.         Untuk dapat memberikan solusi dari permasalahan di dalam suatu organisasi, manajer sebaiknya menggunakan kecerdasan buatan yang melaui sistem pakar.
4.         Dalam memecahkan suatu masalah manajer juga dapat melakukan sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok.
5.         Untuk mendukung pemecahan masalah juga sebaiknya menggunakan aplikasi DSS.
Sumber Referensi :
Raymond McLeod, dan Jr. George P. Schell. (2007). Management Information System. 10 Edition. Pearson Education, Inc. New Jersy.
Terjemahan : Ali Akbar Yulianto dan Afia R. Fitriati. (2008). Sistem Informasi Manajemen. Edisi 10. Salemba Empat.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Sistem Informasi Manajemen Blogger Template by Ipietoon Blogger Template