Aslika Indriani
|
:
|
51415012
|
Jovanka S
|
:
|
51415037
|
Santi Sumarah
|
:
|
51415054
|
BAB 11
SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
A.
Pendahuluan
Dalam mengatasi berbagai masalah, manajer perlu membuat
suatu keputusan. Penyelesaian masalah dicapai melalui empat tahapan dasar dan
mempergunakan kerangka berpikir seperti model sistem perusahaan yang umum dan
model lingkungan.
Proses pemecahan masalah terdiri atas empat elemen dasar
yaitu, standar, informasi, batasan, dan solusi alternatif. Jika proses ini
diikuti, pemilihan alternatif yang terbaik tidak selalu dicapai melalui
analisis logis saja, dan penting untuk membedakan antara permasalahan dan
gejala.
Masalah memiliki struktur yang beragam, dan keputusan
untuk menyelesaikannya dapat terprogram maupun tidak terprogram. Simulasi yaitu
model matematika yang dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, dan
penggunaannya. Lembar kerja elektronik merupakan alat yang baik untuk membuat
model matematika.
Kecerdasan buatan dapat menjadi salah satu komponen DSS,
dengan menambahkan basis pengetahuan dan mesin interensi, DSS dapat memberikan
saran solusi masalah kepada manajer. Jika groupware
ditambahkan ke DSS, maka DSS tersebut akan menjadi sistem pendukung
pengambilan keputusan kelompok.
B.
Pembahasan
1. Apa yang Disebut Dengan Pembuatan
Keputusan
a.
Pemecahanan Masalah dan Pembuatan
Keputusan
Keputusan adalah tindakan pilihan
di antara beberapa alternatif untuk mencapai suatu tujuan . Teori keputusan
adalah sebuah area kajian matematika diskrit yang memodelkan pengambilan keputusan
oleh manusia dalam sains, rekayasa, dan semua aktifitas sosial manusia.
Proses pembuatan keputusan dan
pemecahan masalah dapat ditunjukkan dari perbedaanya, yaitu dengan
memberikan daftar langkah pemecahan masalah,memberikan dua kerangka berpikir yang
berguna dalam pamecahan masalah,dan memberikan pendekatan sistem sebagai dasar
untuk memecahkan berbagai jenis masalah.
Dapat disimpulkan bahwa sistem
pendukung keputusan adalah sistem informasi berbasis komputer yang
menggabungkan model dan data dalam upaya memecahkan masalah tidak terstruktur
dengan keterlibatan pengguna yang ekstensif melalui tatap muka pengguna yang
mudah digunakan.
Pemecahan
Masalah Pemecahan masalah (problem solving) Terdiri atas dan
Pembuatan Keputusan respon terhadap hal yang berjalan dengan baik, serta
terhadap hal yang berjalan dengan buruk dengan cara mendefenisikan masalah
(problem) sebagai kondisi atau peristiwa yang berbahaya atau dapat membahayakan
perusahaan,atau yang bermanfaat atau dapat memberi manfaat.
b. Fase
Pemecahan Masalah
Menurut Herbert A.Simon,orang yang.
memecahkan masalah terlihat dalam:
1)
Aktivitas intelijen,yaitu mencari
disekitar lingkungan kondisi yang harus dipecahkan.
2)
Aktivitas perancangan,yaitu menemukan,
mengembangkan,dan menganalisis tindakan- tindakan yang mungkin dilakukan.
3)
Aktivitas pemilihan,yaitu memilih
tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia.
4)
Aktivitas pengkajian,yaitu memeriksa
pilihan- pilihan yang lalu.
c.
Kerangka Pikiran Pemecahan Masalah
Kerangka berpikir yang berguna
dalam pemecahan masalah adalah model sistem umum perusahaan dan model delapan
elemen lingkungan. Model sistem umum sebagai kerangka berpikir perusahaan
sebagai suatu sistem. Hal diidentifikasi melalui elemen-elemen penting yang
harus ada,aliran data,informasi serta keputusan yang menghubungkan
elemen-elemen tersebut
d.
Pendekatan Sistem
Pendekatan
ini menunjukkan model sistem umum disarankan untuk digunakan dalam memandang
perusahaan sebagai suatu sistem dan model lingkungan digunakan untuk mengenali
sistem lingkungan.
e.
Pentingnya Cara Pandang Sistem Cara
pandang system
1)
Mencegah manajer agar tidak bingung
karena kompleksitas struktur organisasi dan detail pekerjaan
2)
Menekankan pentingnya memiliki tujuan
yang baik.
3)
Menekankan pentingnya semua bagian
organisasi untuk bekerja sama.
4)
Mengangkat hubungan antara organisasi
dengan lingkungannya.
5)
Menempatkan nilai tinggi pada informasi
yang didapat dari input yang hanya dapat dicapai melalui sistem perputaran
tertutup.
2. Membangun Konsep
a.
Elemen Proses Pemecahan Masalah
Kebanyakan masalahyang dipecahkan
manajer dapat dianggap sebagai permasalahan sistem. Sebagai contoh, perusahaan
sebagai suatu sistem yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Atau terdapat
masalah dengan sistem persediaan, sistem komisi penjualan, dan seterusnya.
Solusi masalah sistem adalah solusi yang membuat sistem tersebut memenuhi
tujuannyadengan paling baik.
b. Memilih
Solusi yang Baik
Herry Mintzberg seorang ahli teori
mamnajemen, telah mengidentifikasi tiga pendekatan.
1) Analisis : Evaluasi pilihan-pilihan
secara sistematis dengan mempertimbangkan konsekuensi pilihan-pilihan
tersebutpada tujuan organisasi.
2)
Penilaian : Proses pemikiran yang
dilakukan oleh seorang manajer.
3)
Penawaran : Negoisasi antara
beberapa manajer.
c.
Struktur Permasalahan
Seorang manajer dapat memahami
beberapa masalah lebih baik dibandingkan yang lain. Masalah mengenai beberapa
banyak persediaan yang harus dipesan merupakan sebuah contoh permasalahan yang
dapat dipahami dengan baik oleh seorang manajer.
1)
Terstruktur (structure
problem) terdiri atas unsur dan hubungan antara berbagai elemen yang
semuanya dipahami oleh orang yanng memecahkan masalah.
2)
Masalah yang tidak terstruktur
(unstructured problem) adalah masalah yang tidak memiliki elemen atau
hubunganantar elemen yang dipahami oleh orang yang memecahkan masalah.
3)
Masalah semiterstruktur (semistructured
problem) adalah masalah yang terdiri atas beberapa elemen atau beberapa
hubungan yang dipahami oleh si pemecah pemecah dan beberapa yang tidak dapat
dipahami.
d.
Jenis Keputusan
Herbert A. Simon menemukan metode
untuk mengklasifikasikan keputusan. Ia percaya bahwa keputusan terletak pada
suatu kontinum. Dengan keputusan yang terprogram pada suatu sisi dan pada suatu
yang tidak terprogram disisi yang lain. Putusan
terprogram (programmed decision) bersifat relatif dan rutin dalam hal
prosedur tertentu digunakan unuk menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak
perl;u dianggap de novo (baru) setiap kali terjadi. Keputusan
yang tidak terprogram (nonprogrammed decision) bersifat baru tidak terstruktur
, dan penuh konsekuensi. Simon menjelaskan bahwa dua jenis keputusan tersebut
hanyalah merupakan gambaran hitam putih dari kontinum tersebut dan bahwa
kebanyakan masalah terletak diwilayah abu-abu. Namun konsep terprogram dan
tidak terprogram penting untuk diketahui, karena masing – masing harus
ditangani dengan teknik yang berbeda.
1)
System Pendukung Pengambilan Keputusan
a)
Model DSS
Pendukung pengambilan keputusan
kelompok (DSS) adalah sistem berbasis komputer yang interaktif,
yang membantu pengambil keputusan dalam menggunakan data dan model untuk
menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur. Sistem pendukung ini membantu
pengambilan keputusan manajemen dengan menggabungkan data, model-model dan
alat-alat analisis yang komplek, serta perangkat lunak yang akrab dengan
tampilan pengguna kedalam satu sistem yang memiliki kekuatan besar (powerful)
yang dapat mendukung pengambilan keputusan yang semi atau tidak terstruktur.
DSS dapat memungkinkan para manajer
untuk melihat dampak-dampak yang mungkin timbul dari berbagai keputusan
yang diambil yang disebut model yang dapat memperkirakan dampak sebuah
keputusan. Sebagaicontoh: Para calon Bupati/Walikota suatu daerah dalam rangka
suatuPilkada menjanjikan akan menggratiskan biaya pendidikan sampai tingkat
tertentu atau menggratiskan biaya pengobatan ditingkat Puskemas, maka dampak
keputusan tersebut diperkirakan jumlah pemilih akan meningkat secara
signifikan, atau justru para pemilih sama sekali tidak mempercayainya karena
hanya dianggap sebagai janji kosong belaka.
3. Pemodelan Matematika
a.
Jenis Model
Terdapat empat jenis model :
1)
Model Fisik. Merupakan gambaran tiga
dimensi entitasnya.
2)
Model Naratif. Merupakan gambaran
entitas dengan kata-kata yang terucap atau tertulis.
3)
Model Grafis. Merupakan gambaran entitas
dengan abstraksi garis, simbol ataubentuk.
4) Model Matematis. Kebanyakan model
matematika yang digunakan manajer bisnis sama kompleksnya dengan yang digunakan
untuk menghitung EOQ
b.
Penggunaan Model
Penggunaan Model ke empat model
memberikan pemahaman dan memfasilitasi komunikasi.
c. Kelas
Model Matematis
Model Matematis dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga dimensi yaitu pengaruh
waktu, tingkat
keyakinan, dan
kemampuan untuk mencapai optimisasi.
d. Simulasi
Simulasi terjadi dalam
skenariotertentu dan memprediksi dampak keputusan orang yang memecahkan masalah
tersebut.
e. Tekhnik
Simulasi
Manajer biasanya melakukan model
optimisasihanya sekali.
f. Format
Output Simulasi
Melibatkan berbagai elemen
skenarioa dan variabel keputusan pada layar atau halaman yang sama seperti
output merupakan praktik yang baik.
g.
Contoh pemodelan
Para eksekutif dapat menyimulasikan dampak dari :
1) Harga pokok
2) Jumlah investasi pabrik yang dibutuhkan untuk menyediakan
kapasitas untuk memproduksi produk
3) Jumlah yang akan diinvestasikan dalam aktivitas
pemasaran, seperti iklan dan penjualan langsung.
h.
Input Model
Layar input digunakan untuk memasukkan elemen data
skenario untuk kuartal sebelumnya. Beberapa elemen tersebut berhubungan dengan
perusahaan-kapasitas pabrik, jumlah unit yang diproduksi, nilai nominal bahan
baku, dan seterusnya.
i.
Output Model
Aktivitas kuartal sebelumnya (kuartal 1) sudah
disimulasikan, dan laba setelah pajak ditunjukkan pada layar. Para eksekutif
mempelajari angka ini dengan membuat keputusan untuk digunakan pada kuartal 2.
Keputusan ini dimasukkan, dan simulasi diulangi. Proses ini berlanjut untuk
keempat kuartal telah disimulasikan.
j.
Kelebihan dan Kelemahan Pemodelan
Berikut kelebihan dalam menggunakan model matematika :
1) Proses pemodelan dapat menjadi pengalaman belajar.
2) Kecepatan proses simulasi memungkinkan sejumlah besar
alternatif dapat dipertimbangkan dengan cara memberikan kemampuan untuk
mengevaluasi dampak keputusan dalam waktu yang singkat.
3) Model memberikan kemampuan prediksi yang tidak dapat
diberikan oleh media penyedia informasi lain.
4) Model tidak semahal upaya uji coba.
Kelemahan
dasar :
1) Kesulitan untuk membuat model sistem bisnis akan
menghasilkan model yang tidak mencakup semua pengaruh terhadap entitas.
2) Kemampuan matematis tingkat tinggi dibutuhkan untuk
merancang model yang lebih kompleks.
4. Sistem Pendukung Pengambilan
Keputusan Kelompok
a.
Konsep
GDSS
Sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (Group decision Support System-GDSS)
adalah sistem berbasis komputer yang membantu sekelompok orang melakukan tugas
yang sama dan memberikan antarmuka untuk digunakan bersama. Istilah lain yaitu
sistem pendukung kelompok, kerjasama berbantuan komputer, dukungan kerja
kolaboratif terkomputerisasi dan sistem pertemuan elektronik.
b.
Bagaimana
GDSS Membantu Pemecahan Masalah
Asumsi
yang mendasari GDSS adalah komunikasi yang lebih baik memungkinkan dibuatnya
keputusan yang lebih baik. Komunikasi yang lebih baik dicapai dengan menjaga
agar diskusi kelompok tetap terfokus pada masalah yang dibicarakan, sehingga
waktu tidak terbuang sia-sia. Ekstra waktu yang dimiliki dapat digunakan untuk
mendiskusikan masalah secara lebih detail, sehingga didapatkan definisi masalah
yang lebih baik.
C.
Kesimpulan
Dalam menyelesaikan masalah, manajer melalui empat
aktivitas yaitu intelejen, perancangan, pemilihan, dan pengkajian. Dalam
mengambil cara pandang sistem dan mengikuti pendekatan sistem, manajer dapat
menggunakan model sistem suatu perusahaan atau model lingkungan.
Proses penyelesaian masalah terdiri atas beberapa elemen
penting. Berbagai standar dan informasi masing-masing memberikan status yang
diinginkan dan status ini, dan para manajer dapat mempertimbangkan berbagai
solusi alternatif sekaligus memikirkan batasannya. Gejala hanyalah merupakan
indikasi dari suatu masalah, yang bisa jadi terstruktur, tidak terstruktur,
atau semiterstruktur, tergantung pada proporsi berbagai elemen dan hubungan
yang diketahui.
Program DSS ditujukan untuk membantu seorang manajer
untuk menyelesaikan masalah yang semiterstruktur. Kemudian program ini
diperluas sehingga mencakup pemrosesan secara kelompok, kecerdasan buatan, dan
OLAP.
Terdapat empat jenis model, yaitu fisik, naratif, grafis,
dan matematis. Kesemuanya memungkinkan pemahaman dan komunikasi, tetapi model
sistematis juga dapat memprediksi masa depan. Tindakan menggunakan model
disebut simulasi, dan tindakan ini mengharuskan manajer untuk memasukkan elemen
data skenario dan variabel keputusan.
Kecerdasaran buatan lebih diaplikasikan dalam dunia bisnis
melalui sistem pakar jaringan saraf tiruan, algoritme genetik, dan agen cerdas.
Sistem pakar dapat berfungsi sebagai DSS. DSS adalah cara yang sesuai untuk
mrnutup pembahasan tentang SIM. Dari semua upaya yang dilakukan untuk
menerapkan komputer dalam dunia bisnis sebagai suatu sistem informasi, DSS
adalah yang paling sukses.
D. Rekomendasi
Manajerial
1.
Dalam
pengambilan keputusan sebaiknya manajer melakukan intelijen, perancangan,
pemilihan dan pengkajian.
2.
Dalam
mengambil keputusan sebaiknya manajer menggunakan model yang disebut simulasi.
3.
Untuk
dapat memberikan solusi dari permasalahan di dalam suatu organisasi, manajer
sebaiknya menggunakan kecerdasan buatan yang melaui sistem pakar.
4.
Dalam
memecahkan suatu masalah manajer juga dapat melakukan sistem pendukung
pengambilan keputusan kelompok.
5.
Untuk
mendukung pemecahan masalah juga sebaiknya menggunakan aplikasi DSS.
Sumber Referensi :
Raymond McLeod, dan
Jr. George P. Schell. (2007). Management Information System. 10 Edition.
Pearson Education, Inc. New Jersy.
Terjemahan : Ali
Akbar Yulianto dan Afia R. Fitriati. (2008). Sistem Informasi Manajemen. Edisi
10. Salemba Empat.
0 komentar:
Posting Komentar