Kamis, 11 Oktober 2018

PENGEMBANG SISTEM

Aslika Indriani
:
51415012
Jovanka S
:
51415037
Santi Sumarah
:
51415054



A.    Pendahuluan
Para manajer dan pengembang sistem dapat memecahkan masalah dengan menerapkan pendekatan sistem. Pendekatan ini terdiri dari tiga tahapan kerja, yaitu persiapan, definisi, dan solusi. Upaya persiapan ini untuk mengenal sistem lingkungan, pada upaya definisi ini melanjutkan satu sistem ke tingkat subsistem dan menganalisis bagian sistem dengan urutan tertentu. Upaya solusi ini memilih solusi yang terbaik, kemudian solusi ini dilanjutkan untuk memastikan masalah terselesaikan. Pendekatan sistem ini disebut siklus hidup pengembangan sistem (systems development life cycle-SDLC).
Prototyping merupakan pendekatan yang menyadari adanya keuntungan dari meminta permohonan umpan balik dari pengguna dan meresponnya dengan perbaikan sistem sampai sistem memenuhi kebutuhan pengguna. Rapid application development (RAD) atau pengembangan aplikasi cepat merupakan salah satu filosofi prototying pengembang sistem yang berskala besar. RAD juga mendorong penggunaan alat-alat permodelan komputer dan tim-tim khusus.
Metodologi desain ulang proses bisnis sering kali digunakan untuk mengambil pendekatan yang baru untuk memperbaiki satu sistem yang sudah ada. Rekayasa ulang dan rekayasa terbaik juga dipergunakan.
DFD adalah cara yang sangat alamiah untuk mendokumentasikan proses dan dibuat dalam suatu hirarki untuk menyajikan rinciannya.. DFD merupakan alat terbaik dalam menggambarkan tinjauan pemrosesan.
tujuan utama dari manajemen proyek adalah untuk mengendalikan biaya. Sejumlah teknik, yang beberapa diantaranya melibatkan komputer dan internet, digunakan dalam pengestimasian biaya-biaya proyek.



B.     Pembahasan
1.         Pendekatan Sistem
a.         Urutan Langkah:
1)        Upaya Persiapan
a)         Langkah 1 – Melihat Perusahaan sebagai suatu sistem dapat terlaksana dengan menggunakan model sistem umum sebagai pola.
b)        Langkah 2 – Mengenal Sistem Lingkungan
c)         Langkah 3 – Mengidentifikasi Subsistem Perusahaan
2)        Upaya Definisi
a)         Langkah 4 – Melanjutkan dari Tingkat Sistem ke Tingkat Subsistem. Tujuan dari analisis dari atas ke bawah ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat sistem di mana terdapat penyebab terjadinya masalah.
b)        Langkah 5 – Menganalisis Bagian-Bagian Sistem dalam Urut-Urutan Tertentu.
3)        Upaya Solusi
a)         Langkah 6 – Mengidentifikasikan Solusi-Solusi Alternatif. Manajer mengidentifikasi cara-cara yang berbeda untuk memecahkan masalah yang sama.
b)        Langkah 7 – Mengevaluasi Solusi-Solusi Alternatif. Semua alternative harus dievaluasi dengan kriteria evaluasi yang sama, yang mengukur seberapa baik satu alternatif  akan memecahkan masalah.
c)         Langkah 8 -  Memilih Solusi yang Terbaik
d)        Langkah 9 – Mengimplementasikan Solusi. Solusi perlu diimplementasikan, karena masalah tidak akan terpecahkan hanya dengan memilih solusi terbaik.
e)         Langkah 10 – Menindaklanjuti untuk Memastikan Kefektifan Solusi. Ketika solusi tidak mampu mencapai harapan, maka perlu melaksanakan kembali langkah-langkah pemecahan masalah.

2.         Siklus Hidup Pengembangan Sistem
a.         SDLC Tradisional
Tahapan-tahapan:
1)        Perencanaan
2)          Analisis
3)        Desain
4)        Implementasi
5)        Penggunaan




3.         Prototyping
Dalam penerapannya pada pengembangan sistem, prototipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai dan prosesnya di sebut prototyping.
Jenis-Jenis Prototipe:
a.       Prototipe Evolusioner (Evolutionary Prototype)
Terus menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Empat langkah pembuatan:
1)            Mengidentifikasi kebutuhan pengguna
2)            Membuat satu prototipe
3)            Menentukan apakah prototipe dapat diterima
4)            Menggunakan prototipe 

b.      Prototipe Persyaratan (requirement prototype)
Sebagai satu cara untuk mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika pengguna tidak mampu mengungkapkan dengan jelas apa yang mereka inginkan. Langkah pembuatan,  Tiga langkah pertama sama dengan langkah dalam membuat prototipe evolusioner, langkah selanjutnya:
1)            Membuat kode sistem baru
2)            Menguji sistem baru
3)            Menetapkan apakah sistem yang baru dapat diterima
4)            Membuat sistem baru menjadi sistem produksi.


c.       Daya Tarik Prototyping
Alasan-alasan:
1)            Membaiknya komunikasi antara pengembang dan pengguna.
2)            Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menentukan   kebutuhan pengguna.
3)            Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem.
4)            Pengembang dan pengguna menghabiskan waktu dan usaha yang lebih sedikit dalam mengembangkan sistem.
5)            Implementasi menjadi jauh lebih mudah karena pengguna tahu apa yang diharapkannya.

d.      Potensi Kesulitan dari Prototyping
Antara lain:
1)            Terburu-buru dalam menyerahkan prototipe dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas “cepat dan kotor” dalam definisi masalah, evaluasi alternatif dan dokumentasi.
2)            Pengguna dapat terlalu bergembira dengan prototipe yang diberikan.
3)            Prototipe evolusioner bias jadi tidak terlalu efisien.
4)            Antarmuka komputer-manusia yang diberikan oleh beberapa alat prototyping tertentu kemungkinan tidak mencerminkan teknik-teknik desain yang baik.


4.         Pengembangan Aplikasi Cepat
Istilah RAD (Rapid Application Development) atau Pengembangan Aplikasi Cepat diperkenalkan oleh konsultan komputer dan penulis James Martin. RAD adalah kumpulan strategi, metodologi, dan alat terintegrasi yang ada dalam suatu kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi. Rekayasa Informasi (information engineering – IE)adalah nama yang diberikan Martin kepada keseluruhan pendekatan pengembangan sistemnya.
Unsur-Unsur Penting RADManajemenManusia, Metodologi dan Alat.


5.          Pengembangan Berfase
Adalah suatu pendekatan bagi pengembangan sistem informasi yang terdiri atas enam tahap, yaitu:
a.         Investigasi Awal, bertujuan untuk mempelajari organisasi dengan masalah sistemnya.
b.        Analisis.
c.         Desain.
d.        Konstruksi Awal, membuat dan menguji perangkat lunak dan data untuk setiap modal sistem dan mendapatkan umpan balik dari pengguna.
e.         Konstruksi Akhir, perangkat lunak dintegrasikan untuk membuat sistem yang lengkap, yang diuji bersama dengan datanya.
f.         Pengujian dan Pemasangan Sistem.


6.         Desain Ulang Proses Bisnis (Business Process Redesign – BPR)
Adalah proses pengerjaan ulang sistem atau disebut juga rekayasa ulang (reengineering).
a.       Inisiasi Strategis Proyek-Proyek BPR
BPR memiliki potensi pengaruh dramatis pada perusahaan dan operasinya hingga proyek-proyek seperti ini biasanya dicetuskan di tingkat manajemen strategis.

b.      Rekayasa Terbalik
Adalah proses menganalisis sistem yang sudah ada untuk mengidentifikasi unsur-unsur dan saling keterhubungan di antara unsur-unsur tersebut sekaligus untuk membuat dokumentasi pada tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari pada yang telah ada saat ini. Rekayasa terbalik ini tidak mengubah fungsionalitas dari sebuah sistem-pekerjaan yang dilakukannya, dan tujuan sebenarnya adalah untuk dapat lebih memahami sebuah sistem agar dapat melakukan perubahan dengan cara lain, seperti rekayasa ulang.


c.       Rekayasa Ulang
Adalah merancang ulang sebuah sistem seluruhnya dengan tujuan mengubah fungsionalitasnya.

d.      Pemilihan Komponen-Komponen BPR
Mutu fungsionalitas adalah ukuran dari apa yang dikerjakan oleh sistem, sedangkan Mutu teknis adalah ukuran dari seberapa baik sistem terseut melaksanakannya.

7.   Menempatkan SDLC tradisional, prototyping, RAD, pengembanganberfase, dan BPR dalam prespektif.
SDLC tradisional, prototyping, RAD, dan BPR semuanya adalah metode yang direkomendasikan dalam mengembangkan sistem informasi. SDLC tradisional adalah suatupenerapan pendekatan system terhadap masalah pengembangan system, dan memiliki seluruh unsur-unsur pendekatan system dasar, diawali dari identifikasi masalah dan diakhiri dengan pengguna system. Prototyping merupakan bentuk singkatan dari pendekatan system yang berfokus pada definisi dan pemenuhan kebutuhan pengguna. RAD merupakan suatu pendekatan alternatif terhadap fase-fase desain dan implementasi SDLC.

8.         Alat-alat pengembangan system
Pendekatan system dari berbagai siklus hidup pengembangan system adalah metodologi cara-cara yang direkomendasikan dalam memecahkan masalah system. Alat permodelan proses yang popular adalah pembuatan diagram data yang mempergunakan symbol untuk proses dan unsur lingkungan yang dihubungan oleh panah yang menunjukarus data.

9.         Pemodelan proses
Pertama kali dilakukan dengan menggunakan diagram alur, diagram ini mengilustrasikan aliran data melalui system dan program. Diagram arus data sangat baik untuk membuat model proses pada tingkat ringkasan. Akan tetapi, diagram arus data kurang baik dalam menangkap detail-detail pemrosesan.
a.         Diagram arus data
Penyajian grafik dari sebuah system yang mempergunakan empat bentuk symbol untuk mengilustrasikan bagaimana dan mengalir melalui proses-proses yang saling tersambung.


10.     Manajemen proyek
Proyek-proyek pengembanggan system yang pertama dikelola oleh manajer unit TI, dengan dibantu oleh manajer dari analisis system, pemrograman dan operasi.
a.         Steering Committee SIM
b.        Kepemimpinan Proyek
c.         Mekanisme Manajemen Proyek
d.        Dukungan Web Bagi Manajemen

11.     Mengestimasi biaya proyek
Mengestimasi waktu dan uang yang dibutuhkan untuk mengembangkan sebuah system telah lama menjadi satu tugas yang menantang.
a.       Input pengestimasian biaya, WBS mengedintifikasikan aktivitas proyek yang akan membutuhkan sumber daya.
b.      Alat-alatdan Teknik estimasibiaya :
1)        Estimasian alogis
2)        Estimasi dari bawah keatas
3)        Alat-alat terkomputerisasi
4)        Model-model estimasi
c.       Output pengestimasian biaya, dibuat untuk seluruh sumber daya yang dibebankan keproyek dan biasanya dinyatakan dalam unit-unit keuangan yang berlaku, seperti dolar maupun euro.

C.    Kesimpulan
Pendekatan sistem terdiri dari tiga fase upaya: persiapan, definisi, dan solusi. Upaya persiapan termasuk melihat perusahaan sebagai suatu sistem dan mengidentifikasi subsistem perusahaan. Upaya definisi melanjutkan sistem ke subsistem. Upaya solusi meliputi pengidentifikasian solusi-solusi alternatif.
Pendekatan SDLC terdiri dari 5 tahap: perencanaan, analisis, desain, implementasi, dan penggunaan. Dalam prototyping, satu sistem uji coba dikembangkan dengan cepat dan disajikan kepada pengguna untuk ditinjau, selanjutnya dilakukan penyempurnaan berdasarkan tinjauan, sampai prototype ini dapat diterima oleh pengguna. Pengembangan aplikasi cepat (RAD) menekankan pada tingkat keterlibatan pengguna yang tinggi dan penggunaan alat-alat pengembangan berbasis komputer.
Ketika sistem dikembangkan, proses, data, dan obyek akan dibuat modelnya. Alat pemodelan proses yang populer adalah pembuatam diagram arus data. Penyimpanan data diilustrasikan dengan simbol penyimpanan data. Sejalan dengan pengembangan sistem informasi yang dilakukan oleh perusahaan, proyek-proyek akan dikelola oleh suatu hierarki manajer. Sebelum manajemen memberikan kata setuju untuk memulai suatu proyek sistem, mereka biasanya meminta agar biaya proyek diestimasikan.

D.    Rekomendasi Manajerial
a)         Perusahaan sebaiknya menerapkan pengembangan sistem dengan menggunakan siklus hidup pengembangan sistem untuk melakukan evaluasi.
b)        Perusahaan sebaiknya menekankan tingkat keterlibatan pengguna yang tinggi dan menggunakan alat-alat pengembang berbasis komputer.
c)         Perusahaan sebaiknya menggunakan teknologi modern guna mengembangkan kembali sistemnya.
d)        Perusahaan sebaiknya melakukan pengestimasian biaya sebelum proyek sistem dilakukan.
e)         Ketika perusahaan memulai proyeknya, perlulah manajer mengelola suatu hierarki untuk tim pengembang.
Sumber Referensi :
Raymond McLeod, dan Jr. George P. Schell. (2007). Management Information System. 10 Edition. Pearson Education, Inc. New Jersy.
Terjemahan : Ali Akbar Yulianto dan Afia R. Fitriati. (2008). Sistem Informasi Manajemen. Edisi 10. Salemba Empat.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Sistem Informasi Manajemen Blogger Template by Ipietoon Blogger Template